Dinkes Kalteng Gelar Pelatihan KAP Bagi Tenaga Kesehatan
yl
![Dinkes Kalteng Gelar Pelatihan KAP Bagi Tenaga Kesehatan](/files/berita/03082023081853_0.jpeg)
Hai Kalteng - Palangka Raya - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Tengah (Prov. Kalteng) menggelar Pelatihan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) Bagi Tenaga Kesehatan, dalam Percepatan Pencegahan Stunting Tingkat Prov. Kalteng Angkatan I Tahun 2023, bertempat di Swissbel-Hotel Danum Palangka Raya, Selasa (1/8/2023).
Pelatihan dibuka oleh Kepala Dinkes Prov. Kalteng Suyuti Syamsul.
(Baca Juga : Dinas Ketahanan Pangan Prov. Kalteng Gelar Gerakan Pangan Murah (GPM))
![Dinkes Kalteng Gelar Pelatihan KAP Bagi Tenaga Kesehatan](/files/berita/03082023081853_1.jpeg)
Suyuti dalam sambutannya mengatakan, bahwa Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah lima tahun (balita) yang dikarenakan kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai, terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (sejak janin hingga anak usia 2 tahun).
Hal ini berisiko pada hambatan pertumbuhan fisik dan kerentanan anak terhadap penyakit, yang juga menyebabkan hambatan perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan.
Ia menjelaskan, Kementerian Kesehatan memiliki target Kabupaten/Kota untuk melaksanakan KAP di minimal 70% Desa Prioritas.
Untuk itu, diperlukan strategi yang tepat dalam rangka percepatan pencegahan stunting sesuai konteks lokal dan kebutuhan program yang fokus pada perubahan perilaku, melalui KAP, khususnya yang terkait dengan enam pesan kunci, yaitu: (1) ibu hamil mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) setiap hari selama kehamilan; (2) ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil minimal empat kali selama masa kehamilan; (3) ibu memberikan Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak (PMBA) secara tepat, melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), memberi ASI Eksklusif pada bagi 0-6 bulan, serta memberi makanan pendamping ASI dan memberi ASI hingga anak berusia dua tahun; (4) ibu membawa balita secara rutin ke Posyandu sebulan sekali untuk pemeriksaan tumbuh kembang; (5) ibu, anak, dan seluruh keluarga cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air mengalir di waktu-waktu penting; dan (6) ibu, anak serta seluruh keluarga menggunakan jamban sehat.
“Tanpa adanya perubahan perilaku dari masyarakat, maka percepatan pencegahan stunting akan sulit dilakukan. Komunikasi perubahan perilaku menyediakan lingkungan pendukung yang memungkinkan individu dan masyarakat untuk berinisiatif, mempraktikkan, dan mempertahankan perilaku positif yang diharapkan tersebut,” terang Suyuti.
Ia menambahkan, untuk menjangkau sasaran di seluruh daerah, diperlukan dukungan, berupa peningkatan kapasitas yang memadai, sesuai fungsi dan perannya baik dari pusat sampai daerah.
Sehingga program percepatan pencegahan stunting yang dilaksanakan dapat berjalan efektif dan efisien sesuai harapan.
Untuk itu, diperlukan Pelatihan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) agar dapat mempersiapkan tenaga kesehatan kabupaten/kota untuk selanjutnya melakukan orientasi di wilayah masing-masing bagi tenaga kesehatan Puskesmas sampai Kader-Kader Kesehatan di Desa/Kelurahan.
"Maka dari itu, saya mengajak rekan-rekan peserta pelatihan yang terdiri dari tenaga kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten dan Puskesmas untuk lebih giat dalam mendorong rekan-rekan sejawat lainnya serta para kader-kader kesehatan di lapangan untuk menggunakan teknik-teknik komunikasi antar pribadi secara efektif dalam mengajak masyarakat untuk lebih peduli masalah kesehatan khususnya dalam pencegahan stunting," tandasnya.
Peserta pertemuan yang hadir terdiri dari Petugas Pemegang Program Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Program GKIA, Program Kesling serta Petugas Pemegang Program dari Puskesmas. (Sumber : Diskominfo Kalteng)
- Tinggalkan Komentar